UMM GO TO WORLD CLASS UNIVERSITY
“Mengubah Impian Menjadi Kenyataan”
I. PENDAHULUAN
Universitas Muhammadiyah Malang
saat ini sudah berusia 45 tahun (didirikan tahun 1964). Suatu usia yang masuk dalam kategori mature.
Dalam usia yang masuk kategori matang, sudah semestinya UMM mencapai
prestasi, baik nasional maupun interasional.
Walaupun pada level regional Jawa Timur UMM hampir selalu menjadi PTS
yang terbaik, namun pada level nasional belum sepenuhnya menggembirakan,
apalagi level dunia.
Pada saat ini, UMM sudah masuk
dalam kategri ”50 Promising Indonesian Universities” yang dikeluarkan oleh
DIKTI. Makna dari peringkat ini adalah,
UMM diberi kesempatan dan akan difasilitasi oleh DIKTI untuk menjadi World
Class University. Menjadi universitas
berkelas dunia memang bukan pekerjaan mudah.
Hasil analisis Renstra UMM
2000-2010, sebetulnya secara tersirat UMM sudah mempunyai cita-cita untuk go
international. Namun tidak menunjukkan
kapan target tersebut tercapai. Apa yang
direncanakan dalam Renstra masih sebatas ”wacana” dan belum dilakukan ”action”
yang jelas, sistemik, terarah, terprogram, dan membumi. Analisis eksternal terhadap kompetitor,
ternyata beberapa PTN/PTS lain sudah jauh melangkah dengan program-program yang
terencana dengan baik.
Secara riil, posisi UMM secara
nasional sudah baik. Hal ini ditunjukkan
dengan nilai Akreditasi Institusi tahun 2007 yang berhasil memperoleh nilai
”B”. Dibanding PTN-PTN terkenal, memang
nilai masih di bawahnya. Namun untuk ukura PTS, nilai tersebut sudah memberi
gambaran posisi yang baik bagi UMM.
Untuk level regional Kopertis Wilayah VII, UMM sudah dua tahun ini
menjadi universitas Terunggul di Jawa Timur dalam hal Tatakelola, Penelitian,
Pengabdian pada Masysrakat dan Pengelolaan Mahasiswa. Berbagai prestasi tingkat nasional juga sudah
diperoleh UMM, antara lain: menjadi juara dalam ajang kontes robot, Kontes
Jembatan Indonesia dan juga Pimnas.
Untuk itu, kita tampaknya perlu bekerja lebih keras
guna mencapai impian: masuk dalam kategori World Class University. Tulisan ini hanya sekedar pendapat yang
barangkali dapat diapesiasi oleh pimpinan UMM sebagai salah satu langkah kecil
menuju World Class University.
II. TENTANG WORLD CLASS UNIVERSITY
World Class University mempunyai pengertian yang
berbeda-beda, baik target maupun criteria penilaiannya. Saat ini beberapa institusi yang telah mantap
dan diakui dunia sebagai lembaga pengakreditasi world class university antara
lain: THES (The Times Higher Education Supplement; Academic Ranking of World
Universities (ARWU) oleh Institute of Higher Education, Shanghai Jiao Tong University,
China yang dapat dilihat di situs: dan Webometric Masing-masing lembaga
pengakeditasi mempunyai kriteria dan metodologi penilaian yang berbeda-beda,
bahkan sangat berbeda. Beberapa kriteria penting dalam penialain world class
university disajikan pada table-tabel berikut:
dikeluarkan oleh ARWU jika
direfleksikan dengan kondisi internal UMM terasa sangat berat. Hingga saat ini, semua sivitas akademika
maupun alumni belum ada satupun yang mampu memenagkan Hadiah Nobel. Selain itu juga tidak satupun artikel ilmiah
karya sivitas akademika UMM yang masuk di Jurnal Ilmiah: Nature dan Science.
Untuk kriteria yang dikeluarkan oleh THES, walaupun saat ini masih berat, namun
jika kita kerja keras dan serius akan dapat tercapai. Kriteria tentang citra internasional dengan
indikator: jumlah dosen dan mahasiswa internasional, kualitas riset
internasional, angka serapan alumni dan kualitas pengajaran barangkali dapat
kita capai. Modal dasar yang dimiliki
UMM sudah ada, tinggal bagaimana kita mengembangkan untuk mencapai kualitas
yang berkelas internasional. Saat ini,
UMM sudah membuka program ACICIS, BIPA, Darma Siswa, American Corner, Iran
Corner, dan juga menjadi anggota Konsorsium ERASMUS MUNDUS yang didanai
UNI-Eropa sebesar Rp. 77 Milyar.
Perankingan World Class University yang paling mudah
dicapai UMM adalah melalui penilaian WEBSITE UMM, yaitu melalui
Webometric. Hingga tahun 2009, UMM belum masuk
dalam daftar rilis 6.000 perguruan tinggi top dunia. Ini
berarti, UMM belum masuk dalam World Class University versi WEBOMETRIC. Rangking UMM masih di atas 6.000, sehingga belum
dimasukkan dalam daftar ranking. Untuk webometric Indonesia, baru 39 perguruan tinggi
yang masuk 6.000 universitas top dunia. Ranking webometric yang dirilis bulan
Juli 2009 untuk Indonesia adalah sebagai berikut:
III. WEBOMETRIC
Webometric adalah salah satu perangkat untuk mengukur
kemajuan perguruan tinggi melalui Websitenya. Sebagai alat ukur (Webomatric)
sudah mendapat pengakuan dunia termasuk di Indonesia (sekalipun masih ada yang
meragukan tingkat validitasnya). Peringkat Webometric pertama kali diluncurkan
pada tahun 2004 oleh Laboratorium Cybermetric milik The Consejo Superior de
Investigaciones Cientificas (CSIC). CSIC merupakan lembaga penelitian terbesar di Spanyol.
Secara periodik peringkat Webometric akan diterbitkan setiap 6 bulan sekali
pada bulan Januari dan Juli. Peringkat ini mengukur lebih dari 16.000 lembaga
pendidikan tinggi di seluruh dunia yang terdaftar dalam direktori. Peringkat
perguruan tinggi versi Webometric dapat dengan mudah dilihat atau diakses
melalui Internet dengan alamat :
Webometric bukanlah tujuan akhir,
namun yang merupakaan pemetaan dari kekuatan perguruan tinggi di bidang Social Networking baik interneal
sekaligus ekternal. Apapun tujuan webomteric sangatlah kita hargai untuk memacu
perguruan tinggi memacu partisipasinya ke masyarakat luas, salah satunya dari
publikasi penelitian.
Pelopor perangkingan universitas
ala Webometrics ini adalah Cybermetrics
Lab, sebuah group penelitian dari Centro de Información Documentación
(CINDOC) yang merupakan bagian dari National
Research Council (CSIC), Spanyol. Mulai melakukan perangkingan universitas
pada tahun 2004, dan mempublikasikan rangking universitas setiap enam bulan
sekali (bulan Januari dan Juli). Indikator penilaian rangking berbasis Web ini
cukup unik, meskipun sebenarnya tetap memiliki hubungan erat dengan ilmu
scientometric dan bibliometric.
Pengukuran Webometric memang hanya
menekankan pada publikasi secara elektronik melalui Website, baik dari segi
kualitas maupun kuantitas. Adapun
kriteria yang digunakan untuk mengukur peringkat Webometric adalah Size,
Visibility, Rich file, dan Scholar. Penjabarannya adalah sebagai berikut :
- Size (S) atau Ukuran Website, yaitu jumlah halaman yang terindek oleh empat mesin pencarian utama yaitu : Google, Yahoo, Live Search dan Exalead.
- Visibility (V) atau Ketertampakan Website, yaitu: jumlah keseluruhan tautan ekternal yang unik dan terdeteksi oleh Google search, Yahoo Search, Live Search and Exalead.
- Rich Files (R) atau Banyaknya Dokumen, yaitu: banyaknya file yang terdeteksi, khususnya file yang memiliki tingkat relevansi terhadap aktivitas akademik dan publikasi ilmiah, dalam bentuk: Adobe Acrobat (.pdf), Adobe PostScript (.ps), Microsoft Word (.doc) dan Microsoft Powerpoint (.ppt).
- Scholar (Sc) atau Kepakaran, yaitu: paper atau karya ilmiah dan kutipan-kutipan yang ditemukan dalam Google Scholar.
Metode perhitungan nilai webometric adalah menggunakan rumus:
University Score=
(4xV) + (2xS) + (1xR) + (1xSc)
Dalam
meranking, webometic melibatkan beberapa search engine antara lain:
a. Google
Mesin pencari yang per desember
2008 telah menguasai 62% pencarian di seluruh dunia.
b. Yahoo Search
Yahoo saat ini memiliki daftar direktori yang cukup
segmentif, karena selain yahoo melibatkan unsur yang free dalam pendaftaran
juga memberikan tarif untuk submitted sekitar $299.
c. Live Search
Merupakan mesin pencari group Microsoft.
Merupakan mesin pencari group Microsoft.
Google dan Live search menjadi penting di webometric,
karena dominasinya. Saat ini termasuk yang utama karena Google merupakan search default untuk
browser Firefox,dan Live search untuk Internet Explorer 7 dan beta 8. Apabila perguruan tinggi ingin mendapatkan
peringkat yang lebih tinggi, maka dalam pengelolaan Websitenya harus
memperhatikan 4 unsur di atas. Semakin banyak unsur tersebut terpenuhi akan
semakin tinggi potensi untuk memperbaiki peringkatnya dan potensi sebuah
perguruan tinggi untuk masuk dalam “World Class University” akan semakin
terbuka.
Sayangnya Webometric hanya
memunculkan sampai peringkat 6.000 perguruan tinggi dunia. Apabila ada
perguruan tinggi yang belum masuk peringkat 6.000 atau di atas 6.000, maka
tidak dapat dilihat dalam Webometric. Namun demikian untuk mengetahui tingkat
kemajuan Website terutama dari aspek seberapa banyak jumlah yang mengakses
dapat dilihat melalui situs dengan alamat: www.alexa.com. Dari
www.alexa.com dapat diketahui “tren” jumlah yang akses terhadap suatu Website.
Disamping itu “alexa” juga mengetahui seberapa jauh kontribusi Website
dari masing-masing unit dan lembaga terhadap universitasnya. Misalnya dari domain sebuah PTN dapat diketahui
kontribusi digilib dan library, masing mempunyai 13 % dan 7 %, dan lain-lain.
IV. POSISI UMM DALAM WEBOMETRIC
Seperti dijelaskan di atas, pada
saat ini UMM belum masuk dalam 6.000 perguruan tingggi top dunia. Webometric mempunyai 4 krteria dalam menilai
universitas berdasarkan website-nya, yaitu: Ukuran (Size), Ketertampakan
(Visiblity), Banyaknya Dokumen (Rich Files) dan Kepakaran (Scholar). Analisis perbandingan rangking dan kriteria
yang dimiliki UMM dibanding perguruan tinggi lain di Indonesia tampak dalam
gambar berikut:
Dari gambar di atas tampak bahwa
UMM belum masuk dalam daftar rilis webmetric, yaitu masih di posisi di atas
6.000. Analisis lebih lanjut terhadap
beberapa kriteria yang ada di webometric, UMM baru memperoleh nilai dari
kriteria Size, yaitu dengan nilai 67.500.
Jika dibandingkan dengan UGM (1.180.000) dan ITB (1.060.000), maka
posisi UMM masih sangat jauh. Bahkan jika
dibandingkan dengan Unila saja, nilai UMM masih kurang dari separonya. Hal ini menunjukkan bahwa ukuran website kita
masih jauh dari ideal untuk ukurang world class university.
Untuk kriteria Rich files, UMM
hanya tercatat mempunyai nilai file pdf 31 buah, sedangkan untuk dokumen word
(.doc) belum tercatat oleh webometric.
Jika dibandingkan dengan nilai file pdf UGM yang mencapai 243.000, maka
nilai UMM masih sangat jauh. Kriteria
lain (Visibility) dan Scholar, UMM bahkan tidak ternilai sama sekali (karena
sangat kecil posisinya, jadi tidak dirilis oleh webomeric).
Melihat hasil analisis tersebut,
maka tampaknya cita-cita UMM untuk menjadi World Class University versi manapun
masih membutuhkan kerja sangat keras dari seluruh sivitas akademika. Impian itu bukan mustahil tercapai, asal kita
mampu meningkatkan kinerja menuju hasil yang lebih berkualitas.
V. STRATEGI PENINGKATAN RANKING WEBOMETRIC
Peningkatan ranking UMM dalam
webometric tidak dapat dilakukan dengan cara sepotong-potong (parsial) dan
hanya diserahkan pada lembaga tertentu.
Pimpinan universitas perlu menelurkan kebijakan khusus untuk mengatrol
peringkat UMM dalam webometric. Beberapa
universitas dalam negeri sudah melangkah lebih jauh untuk meningktkan
peringkat. Universitas Indonesia
misalnya, sudah mengeluarkan Surat Edaran khusus untuk meningatkan peringkat di
webometric sebagaimana terlihat di bawah ini:
Selain itu UI juga telah mebentuk
tim khusus webometric sejak Mei 2008 dengan susunan sebagai berikut:
·
Prof. Ketut Surajaya (SU)
·
Dr. Ir. Riri Fitri Sari (PPSI)
·
Prof. Dr. Multamia Lauder (Dit
Pend)
·
Gatot F Hertono, PhD (PPSP)
·
Dra. Henny S. Widyaningsih, M.Si (Humas & Protokoler)
·
Ir. Adhi Yuniarto MSc (PPSI)
·
Dra. Luki Wijayanti (Perpustakaan Pusat)
·
Donny Gahrial Adian (Perencanaan)
Tim UI ini mempunyai tugas antara lain:
1.
Mengintegrasikan seluruh website di
Fakultas/Departemen/Grup Riset kedalam web site UI, sebagai identitas UI BHMN
berbudaya corporate.
2. Memperbaiki content website dengan informasi yang
akurat, reliable dan updating data yang cepat.
3. Membuat aturan yang mewajibkan seluruh sivitas
akademika memanfatkan sistem informasi dan web site UI, antara lain, webmail,
weblog, upload materi kuliah, UI-ana yang dapat di download dari Lontar.
4.
Peningkatan referensi ke website UI melalui koordinasi
dengan institusi partner dan alumni.
Contoh lain adalah sebuah PTN yang
sudah mebentuk Tim Khusus Webometric yang barangkali dapat digunakan good
practices bagi kita. Ilustrasinya
sebagai berikut:
Khusus bagi UMM, beberapa aspek
yang terkait dengan upaya peningkatan peringkat UMM dalam webometric antara
lain:
1.
Kebijakan penerapan ICT di kampus (Perlu Surat Keputusan
Rektor)
2.
Peningkatan kualitas networking
(jaringan dan bandwith)
Untuk bandwidth saat ini sudah
sangat cukup, yaitu 10 Mbps. Sedangkan
jaringan internet, intranet dan hotspot memang masih sangat perlu ditingkatkan
kualitasnya.
3.
Pengembangan website universitas yang dinamis, menyatu,
dan lengkap isinya.
Saat ini Lembaga Infokom sedang
dalam proses pengembangan website baru yang dinamis (dapat dikelola siapapun
dan dimanapun), menyatu (semua memakai domain ”umm.ac.id”), konten lengkap, dan
performan menarik. Website juga
memperhatikan dengan cermat semua persyaratan dan kriteria yang dikeluarkan
oleh penyelenggara webometric.
4.
Kebijakan bagi peneliti untuk ”diwajibkan” meng-upload
naskah publikasi dalam bahasa Indonesia dan Inggris di DP2M-UMM.
Semua peneliti (dosen dan
mahasiswa) yang difasilitas DP2M UMM perlu diwajibkan meng-upload naskah
publikasi dan artikel ilmiah lain ke website UMM, khususnya di Staff Site dan Student Site yang sedang dikembangkan di website umm.ac.id. Seperti di UI, apabila dosen yang selesai
penelitian tidak mengup-load di Simpeg dan Lemlit, maka segala sesuatu yang
terkait dengan urusan administrasi keuangan dan lain-lain tidak dapat dilakukan.
5.
Meningkatkan kemampuan perpustakaan digital
(digilib.umm.ac.id) untuk menambah konten ilmiah (skripsi, tesis, dll.).
Perpustakaan sebagai ujung tombak
dari publikasi ilmiah perlu segera diberi tugas yang lebih besar lagi, yaitu
mengembangkan: e-book, e-journal, e-grey
literatutre dan e-local content.
a.
Pengembangan E-Book
Pengembangan koleksi e-book dapat dilakukan dengan
pembelian atau pengembangan buku hasil karya dari civitas akademika. Kalau kita
mengembangkan koleksi e-book dari pembelian penulis tidak yakin bahwa hal itu
akan berpengaruh secara langsung terhadap peringkat Webometric. Namun apabila
pengembangan e-book berasal dari hasil karya civitas akademika akan sangat
berpengaruh terhadap peringkat Webometric.
b.
Pengembangan E-Journal
Sama halnya dengan e-book, pengembangan e-journal
berlangganan tidak mempunyai pengaruh langsung terhadap Webometric. Namun
pengembangan e-journal milik universitas akan dapat meningkatkan unsur – unsur
dalam kriteria Webometric.
c.
Pengembangan E-Grey Literature.
Grey literature atau literatur kelabu adalah koleksi yang
tidak diterbitkan secara luas. Yang termasuk koleksi ini adalah skripsi, tesis,
disertasi dan laporan penelitian. Apabila perpustakaan perguruan tinggi sudah
medigitalkan koleksi tersebut, potensi untuk meningkatkan peringkat Webometric
sangat besar.
d.
Pengembangan E-Local Content
Sama halnya e-grey literature, e-local content sangat
pontensial untuk meningkatkan peringkat Webometric.
6.
Menggalakkan e-learning untuk meningkatkan konten
pembelajaran di website.
UMM sudah mempunyai program
e-learning, yaitu melalui ELMU.
E-learning juga dikembangkan di pascasarjana, PJJ, TKJ dan
lain-lain. Masalahnya adalah: hingga
tahun 2009 ini e-laerning masih dimanfaatkan oleh sebagian kecil dosen (<
10%). Selain itu, konten pembelajaran
juga belum banyak. Hal ini perlu
ditingkatkan lebih jauh lagi untuk meningkatkan konten website, sehingga
meningkatkan konten Rich Files, baik .doc; .pdf; maupun .ppt.
7.
Menggalakkan upload artikel ilmiah bagi dosen dan
mahasiswa di umm.ac.id
Perlu dilakukan kampanye
besar-besaran tentang meng-upload karya ilmiah bagi dosen dan mahasiswa ke
dalam website umm.ac.id, khususnya pada site yang sudah diberikan
masing-masing, yaitu staf site dan student site.
8.
Membentuk tim khusus ”webometric” (jika dipandang perlu).
Bukannya mau mengekor pada PT
lain, namun UMM tampaknya sudah saatnya membentuk Tim Khusus Webometric yang
terdiri unit-unit strategis guna membantu pimpinan dalam pemetaan, perencanaan,
implementasi dan juga melakukan evaluasi secara berkelanjutan terkait dengan
website, sehingga peringkat webometric UMM dapat meningkat.
Demikian tulisan singkat sebagai ”urun
rembug” kami dalam rangka meningkatkan peringkat UMM menjadi World Class
University. Tanpa perencanaan yang
matang dan kerja keras seluruh sivitas akademika, menjadi World Class
University bagi UMM hanyalah impian semata yang tak kan pernah dapat
digapai. Tetapi dengan upaya bersama,
impian mejadi World Class University tentu dapat kita wujudkan. Semoga di bukan Januarai 2010, UMM sudah
dapat nongol di peringkat webometric, sebagai salah satu bagian dari world
class university. Universitas Berkelas
Dunia……
0 Response to "KUMPULAN ARTIKEL PENDIDIKAN TERBARU UMM GO TO WORLD CLASS UNIVERSITY “Mengubah Impian Menjadi Kenyataan”"
Posting Komentar